Bismillah,
hanya sekedar beropini.
Seumpama ada sebuah pertanyaan yang ditujukan ke saya. "Milih mana, good news atau bad news?", jawaban saya adalah "berimbang" (dengan prosentase yang relatif tentu saja).
Bad news
Selalu ada, dalam artian memang dalam kehidupan nyata pastilah tidak terlepas dari sesuatu yang buruk, walaupun sebagian besar orang (yang benar) akan berusaha menghindarinya. Nah perlukah media memberitakan hal-hal yang buruk ini?. Imo, sangat perlu, kita jadi tahu apa kesalahan kita, apa kekurangan kita, bagaimana itu bisa terjadi dll. yang kebanyakan orang pastilah bisa menganalisa dengan pendekatan what, when, where, why, how. Dari mengetahui sisi negatif itu bisa menjadi suatu pemicu (trigger) bagi orang untuk memperbaiki sisi negatif itu, memikirkan, hingga menimbulkan suatu gagasan bagaimana biar sisi negatif itu tidak muncul, tidak berkembang, dan bagaimana memperbaikinya bila itu terjadi. Tetapi ini tentu saja harus dalam porsi tertentu (berapa persennya sangat relatif, dan belum saya amati :D). Umpan balik yang bisa timbul karena pemberitaan Bad News yang terlalu berlebihan tentu saja sangat banyak. Salah satunya adalah sikap pesimis, dan pikiran yang selalu buruk terhadap lingkungan (karena pemberitaan media). Bisa jadi malah orang semakin malas memperbaiki diri karena melihat fakta bahwa kondisi lingkungan sudah terlalu buruk untuk diperbaiki. Dan bisa jadi orang tersebut malah ikut-ikutan menjadi buruk (mungkin ada dampak psikologisnya kali ya :D)
Good News
Siapa sih yang tidak ingin melihat good news. Jelaslah ini menceritakan tentang kondisi baik, prestasi, kabar menggembirakan, dll. Perlukah ini diberitakan oleh media? Jelas perlu, karena good news memberikan pengetahuan akan suatu prestasi, capaian-capaian positif, kabar-kabar baik, yang tentu saja akan menimbulkan sikap optimisme. Orang akan merasa bangga, percaya diri terhadap kondisi lingkungannya atas berita-berita itu. Dan tentu saja diharapkan terjadi peningkatan terhadap prestasi, atau capaian-capain itu. Namun coba Anda bayangkan ketika 100% berita yang muncul di media adalah good news. Orang akan jadi buta terhadap fakta bahwa telah terjadi sesuatu yang buruk, dan itu musti diperbaiki. Orang jadi tidak paham akan ancaman-ancaman yang mungkin bisa timbul kedepan. Dan, orang akan menganggap bahwa lingkungannya baik-baik saja, walaupun sebenernya kondisi nyatanya ada sesuatu yang buruk. Oh iya satu lagi, bisa jadi mungkin akan mematikan sifat kritis yang dimiliki masyarakat.
So, kira-kira berapa prosentase Good News dan Bad News ini ditampilkan, untuk bisa mencipatakan kondisi masyarakat yang (mendekati) ideal? Jujur saya pribadi tidak bisa menentukan dan mengukur prosentasenya, karena belum riset kearah sana :p. Tapi, kayaknya bisa menjadi topik penelitian ilmu sosial :D
Kalau menurut Anda berapa persen kira-kira?
Oh iya satu lagi, akan lebih arif kalau pemberitaan Bad News itu dilakukan pada jam-jam tertentu (ya kira-kira disesuaikan dengan umur pemirsanya lah), pastilah tidak ingin anak-anak kecil yang belum cukup umur terkena imbas negatifnya :D
That's all
*sedikit galau tesis*
No comments:
Post a Comment