Tuesday, July 23, 2013

Pesona Kawah Ijen

Mumpung liburan, beberapa waktu lalu menyempatkan melakukan treking ke salah satu ikon Kab. Banyuwangi, yaitu Kawah Ijen. Kawah Ijen ini merupakan gunung yang masuk dalam perbatasan dua buah kabupaten yaitu Banyuwangi dan Bondowoso, dan berdekatan pula dengan G. Raung. Dilihat dari pesona alamnya Kawah Ijen ini layak dikunjungi oleh para wisatawan yang kebetulan ada di Banyuwangi, selain tempat wisata lain seperti Pantai Plengkung, Pulau Merah, Pantai Sukomade, Taman Nasional Meru Betiri, dll. Selain pesona alam pegunungan, para wisatawan juga dapat mengamati aktifitas penambang belerang, dan Blue Fire (dapat dilihat hanya pada malam hari)

Nah, yang lumayan menarik bagi pelancong adalah karena akses menuju puncaknya Kawah Ijen sendiri tergolong cukup mudah. Untuk menuju ke pos pertama (Palduding) bisa ditempuh lewat dua jalur, lewat Bondowoso atau lewat Banyuwangi. Untuk jalur akses lewat Banyuwangi bisa melewati Desa Licin, dengan jalur beraspal. Sebenernya dulunya jalur ini tergolong susah dilewati, akan tetapi setelah ada event "Tour De Ijen" yang merupakan event berspeda skala internasional yang diadakan tahun 2012 kemarin, jalur menuju pos pertama Kawah Ijen ini sudah beraspal dan mudah dilewati, walaupun sedikit curam di beberapa tempat. Dari Banyuwangi Kota hingga pos pertama  (Palduding) ini membutuhkan waktu lebih kurang 2 jam dengan melewati perkebunan cengkeh dan hutan belantara . Oh iya, waktu tempuh 2 jam itu dicapai dengan menggunakan motor. Mulai dari kawasan perkebunan cengkeh hingga Palduding ini kita akan disuguhi pemendangan alam yang damai dan mempesona, dengan semilir angin gunung yang sejuk.
Untuk jalur dari Bondowoso, tidak saya jelaskan disini, karena memang belum pernah melewati jalur ini. Tetapi katanya yang pernah melewati jalur ini, pemandangannya lebih menarik dan memiliki jalur yang lebih landai dari pada yang melewati Banyuwangi. Akan tetapi jalur Bondowoso ini memiliki waktu tempuh yang lebih lama dari Kota Bondowoso hingga Palduding.

Kegiatan treking naik ke puncak Ijen dimulai dari Palduding (Pos Pertama). Tempat ini memiliki fasilitas tanah lapang (yang biasa dipakai untuk kegiatan camp), tempat penitipan kendaraan, warung-warung, dan tempat penginapan sederhana, yang cocok apabila ingin melihat Blue Fire yang keluar dari Kawah Ijen di malam hari. Mulai dari Palduding hingga ke puncak ditempuh sekitar 1 jam dengan jalan kaki melewati jalur yang biasa dipakai oleh para penambang belerang. Jalur ini sudah tergolong sangat mudah di tempuh, karena sudah bukan merupakan jalur setapak yang penuh semak belukar, walaupun jaraknya ke puncaknya sendiri tergolong lumayan, yaitu 3 km dari Palduding. Lewat jalur ini Anda akan disuguhi pemandangan pegunungan yang sangat indah, dan kegiatan para penambang belerang yang mengusung belerang-belarangnya mulai dari Puncak Ijen hingga Pos Palduding.


Oh, iya yang menarik dari penambang dan pengusung belerang ini adalah mereka mengangkut belerang tidak langsung dari puncak hingga Pos Palduding, akan tetapi belerang-belerang tersebut diangkut secara estafet dengan beberapa tempat pemberhentian, karena memang jaraknya cukup jauh dari Puncak hingga Palduding dan trek-nya yang lumayan curam dan licin karena sedikit berpasir. Pernah ngobrol dengan salah satu penambang dan pengangkut belerang ini, untuk sekali angkut belerang, para penambang ini membawa sekitar 80-100 kg belerang. Sangat berat, bahkan lebih berat dari berat badan penambang sendiri, sampai pundak lecet-lecet. Untuk sehari, biasanya normalnya penambang ini mengangkut belerang 2-3 kali angkut.

Mengenai Blue Fire yang katanya ada dua di dunia, dimana salah satunya adalah di Kawah Ijen tidak dapat saya ambil skrinsyutnya, karena kebetulan kemarin trekingnya dilakukan disiang hari. Beberapa skrinsyut (seadanya) yang lain yang dapat saya ambil bisa dilihat dibawah ini :D





Jangan lupa, kalau naik ke Kawah Ijen membawa masker, karena biasanya asap belerang di puncak kawah lumayan pekat :)
Selamat berwisata :)

No comments: