Wednesday, November 20, 2013

etika dalam menolak telemarketer

Satu topik dengan postingan sebelumnya.....
Tahu telemarketer kan? atau Anda pernah dihubungi telemarketer yang menawarkan suatu produk? Anda sebel, mangkel, risih?
Saya kira beberapa orang juga pernah mengalami perasaan seperti itu, demikian juga saya :D
Namun setelah dipikir-pikir, walau kita marah, sebel, mangkel, risih, atau apapun itu tetap kita harus beretika dalam menolak tawaran dari telemarketer (kecuali kalau sudah keterlaluan mungkin). Coba deh bayangkan kalau kita di posisi mereka? (ini terlepas dari asumsi buruk di postingan sebelumnya)
Well, ini tadi saya dapatkan dari semacam diskusi di FB (dengan senior saya), tentang bagaimana etika menolak telemarketer. Saya ambil yang menurut saya logis dan bisa diimplementasikan, tanpa menyebabkan telemarketernya tersinggung, marah, dan mendo'akan kita yang buruk-buruk (naudzubillah). *Oh iya nama akunnya saya sembunyikan*

A : Kalo emang telemarketing, bilang dulu, "Maaf. Ga tertarik, mas/mbak." Nah. Kalau sisi sononya bilang ya udah, yo wis, ya udah. Tapi kalo masih ngotot. Langsung salam trus putusin sambungan :p
B : Mungkin bisa blg "Mas/Mbak .. Saat ini saya belum butuh, nanti kalau saya butuh biar saya yg akan menghubungi anda" Habis itu biasanya mereka akan ngerti dan lsg sungkan. Moga bermanfaat sharenya
C : 
+ Maaf mengganggu, boleh minta waktunya?
-  oh saya lagi sibuk
+ nanti boleh saya telpon lagi jam berapa?
-  oh ya boleh, sore aja
   Boleh2 aja nelpon lagi, tapi saya gak jamin bakal angkat ya . Gak bohong kan
A: Atau kalo ngga langsung masukin daftar call blocker (setelah menolak/menunda dengan baik-baik tentunya) :p

Adakah yang mau ngasih tambahan?

No comments: