Thursday, June 5, 2014

terbantu dengan BPJS

Ceritanya minggu kemarin nih, secara sedikit tidak direncanakan, ikutan mendaftar BPJS. Kebetulan pas lagi nemenin Bapak general checkup di RSUD. Sebenernya rencana pengen ikutan BPJS ini sejak dahulu kala, cuman menunggu momen yang tepat waktu pulang kampung (karena syarat mendaftar BPJS harus di domisili asal), dan kemarin sempat terdengar isu di media kalau BPJS mau berhenti.

Ada beberapa alasan sebenernya kenapa saya pengen ikut BPJS, kebetulan saya bekerja di salah satu universitas swasta di kota Malang. Beda dengan pegawai negeri yang memang untuk urusan kesehatan sudah di cover oleh Askes, untuk pegawai di universitas tempat saya bekerja tidak demikian, sejauh yang saya ketahui untuk urusan kesehatan tidak di-cover asuransi. Nah kembali ke alasan tadi, ada beberapa hal yang membuat saya berpikir untuk mendaftar BPJS, terutama setelah melihat pengalaman Bapak saya, yang kebetulan PNS, memanfaatkan Askes ketika berobat:

  1. Bapak saya menderita asma, udah dari dulu. Ada beberapa obat (spray) yang harganya lumayan mahal. Dengan Askes, Bapak saya mendapatkan obat itu dan obat lainnya secara gratis
  2. Pernah beberapa kali Bapak saya harus rawat inap di rumah sakit (seringnya karena asma akut itu). Dengan askes, biaya rawat inap + obat-obatnya menjadi tidak terlalu mahal, karena sebagian di-cover sama Askes.
  3. Yang terakhir ini yang bikin merinding, ketika Bapak saya kena serangan jantung koroner, yang mengharuskan rawat inap di ICU selama beberapa hari. Nah menurut cerita dari keluarga teman sekamar Bapak di ICU, biaya ICU dan obat-obatan untuk jantung koroner ini sangat mahal. Keluarga tersebut bercerita bahwa total biaya pengobatan berkisar antara 8jt - 9jt (sempat shock, dan sudah intip-intip buku tabungan). Tapi karena Bapak ikut Askes, total biaya pengobatan Bapak cuman 500rb (Alhamdulillah.....)
  4. Sampai sekarang, Bapak ketika general checkup pun mengeluarkan biaya yang sedikit, walaupun tetap dikasi obat-obatan yang katanya sebenarnya tidak murah
Nah karena berbagai pengalaman itu akhirnya memutuskan ikut BPJS Mandiri. Proses mendaftarnya ternyata mudah, kita cuman diminta mengisi form, kemudian diserahkan ke petugas BPJS atau bisa mengisi form secara online untuk kemudian di-print dan diserahkan ke petugas. Nah sama petugas nanti dikasi virtual account yang digunakan untuk pembayaran iuran perbulan (untuk golongan satu Rp. 59.500,-). Pembayarannya bisa dilakukan lewat teller atau ATM. Untuk internet banking sepertinya masih belum bisa.

Beberapa hari setelah mendaftar,  saya diajak adik saya untuk menemani dia operasi pengangkatan veruka (sejenis kutil di kulit). Karena kebetulan saya juga punya di jari tangan, akhirnya aji mumpung, pengen ikutan operasi juga :D. Setelah mencoba periksa ke puskesmas (kebetulan udah pegang BPJS nih), sama dokter keluarga dirujuk ke spesialis bedah di RSUD. Nah kemudian kami meluncur ke RSUD dan melakukan pendaftaran pasien periksa, sambil nyodorin kartu BPJS. Dari poli bedah saya dan adik saya dilempar ke poli kulit. Waktu dilakukan pemeriksaan, perawat tiba-tiba buka buku yang berisi contekan biaya periksa di poli kulit. Dannnn, jreng-jreng... sang perawat menyebut biaya untuk pengangkatan satu veruka (ini cuman satu kutil lho) . yaitu Rp. 360000,- (mahal sekaliiii, coba bayangkan kalau kutilnya ada banyak)

Saya langsung aja nyeletuk, "saya ikut BPJS mbak, ini di-cover gak?", mbaknya bilang "oh maaf, saya gak liat form-nya td, iya di-cover", saya membalas, "di-cover penuh mbak?", mbaknya, "iya di-cover penuh".... dalam hati "Alhamdulillah gratis :D", mengingat saya pada waktu itu nekat cuman bawa 50rb :p. Saya cuman tidak bisa mbayangkan kalau ternyata veruka-nya ada banyak dan ngangkatnya satu-satu...
Alhamdulillah....

Jadi, tertarik untuk daftar BPJS? ayooo ikutan..... :D

No comments: