Kembali terjaga malam ini,
Tiba-tiba hasrat untuk ingin mencoret-coret blog sedikit muncul, mumupung lagi ada sedikit ide semenjak perut terasa mules mulai pukul 1.30 .... sambil mengisi waktu untuk menunggu waktu beribadah
bismillah,
Topik kali ini adalah ...
Apakah yang Anda lakukan ketika melihat orang yang meminta-minta...??
Dari pertanyaan diatas, muncul bebeberapa tindakan yang berbeda, yang pertama membiarkan peminta-minta tersebut, dan yang kedua memberi sesuatu ke peminta-minta tersebut.... Dalam persepsi pribadi, saya membenarkan dua tindakan tersebut
*(pertama) Membiarkan peminta-minta tersebut
Saya bisa jadi tidak menyalahkan tindakan tersebut, kenapa? Ada berbagai alasan sebenernya.
- Yang pertama, mungkin kita tidak tahu kondisi sebenernya dari orang itu. Saya pernah baca suatu kisah di salah satu surat kabar yang pernah membicarakan masalah seperti ini (baca pengemis), dan ternyata terdapat suatu organisasi khusus, dan bahkan sang pemilik organisasi ini tergolong orang-orang yang mampu (punya 2 rumah beberapa mobil dan pernah beribadah Haji).
- Yang kedua, kalau dilihat kondisi fisiknya orang tersebut masih banyak yang muda, yang pada intinya masih bisa untuk bekerja. Pernah menonton acara kick Andy, dan sempat tertegun ketika melihat seorang yang (maaf) disabled, dengan penuh semangat berkarya dan memberikan manfaat buat orang lain (secara pribadi bisa jadi tingkat semangatnya jauh diatas saya)
- Yang ketiga, menimbulkan kemalasan untuk bekerja. Pendapat implisit ini pernah dikemukakan oleh seorang sahabat saya sekaligus mentor saya selama kuliah dan sampai sekarang (Ali Sofyan Kholimi). Mas kholimi pernah menceritakan sebuah gagasan kepada saya ketika ada seorang peminta-minta, maka kita coba untuk memberinya makanan bukan uang. Karena kita tidak pernah tau uang itu digunakan untuk apa. (mohon koreksinya mas khol).
Kalau memang kita tidak yakin gara-gara point yang pertama ini, sebenernya masih banyak cara untuk beramal. Kalau kita berniat, kita juga bisa menyalurkan pada lembaga-lembaga amal, infaq, shodaqoh, dan zakat. Ataupun panti-panti yang secara jelas bisa meyalurkan shodaqoh yang kita berikan dengan tepat.
*(yang kedua) Memberikan sesuatu kepada peminta-minta
Adalah naluri seorang manusia, yang mencintai dan mengasihi satu sama lain. Ada beberapa orang termasuk saya, yang terkadang tidak tega melihat peminta-minta tersebut. Apalagi kalau kondisi fisik orang tersebut tidak sempurna. Saya biasanya melihat kondisi dari orang tersebut. Kalau menurut indera saya, dia terlihat masih muda dan sebenernya masih kuat untuk bekerja, maka saya tidak memberi. Tapi apabila kondisi orang tersebut benar-benar seorang pengemis dan tidak memiliki kemampuan apapun, maka saya memberi sesuatu kepada orang itu. Entah perbuatan saya ini tergolong salah atau tidak yang jelas memang saya berniat untuk beribadah, dan berniat untuk shodaqoh toh harta saya tidak akan habis hanya karena bershodaqoh.
Saya pribadi selalu punya prinsip, bahwa kalau kita menanam kebaikan pada orang lain, InsyaAllah kebaikan itu akan kembali kepada kita, bahkan bisa jadi kebaikan yang kita terima nanti jauh lebih besar daripada yang kita dapatkan, walaupun tidak secara langsung kita dapatkan selama hidup. Saya benar-benar percaya bahwa kalau bershodaqoh tidak membuat saya jatuh miskin. Dan itu sebagai wujud syukur dan pembersihan harta yang saya dapatkan.
Saya ingat bener statement dari seorang teman (Nizar Ihromi Hidayat), "Har, kalau pengen didoakan untuk suatu kebaikan, maka rajinlah bershodaqoh".......
Well, seperti itulah pikiran-pikiran yang saya tuangkan dalam tulisan ini. Saya sangat bersyukur jika tulisan saya yang sangat sederhana ini bisa memberi manfaat dan inspirasi buat orang lain...
1 comment:
Ikuti instingmu, jawabanku bukan sebuah jawaban yang true atau false, karena seperti kamu, kadang aku memberi atau tidak memberi pengemis dengan menggunakan insting.
Post a Comment